“PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
PESERTA DIDIK PADA TEMA PERISTIWA ALAM KELAS 5 SEKOLAH DASAR”
Oleh :
1.
RYAN HADI PURNOMO 13120137
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pendidikan tahap awal dalam jenjang pendidikan formal. Disinilah akan dibangun konsep-konsep awal tentang pengetahuan. Penanaman konsep ini hendaknya dilakukan dengan tepat dan benar sehingga bisa menjadi dasar yang kuat untuk nantinya dikembangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Seorang guru SD sewajarnya dapat memahami perkembangan peserta didik sehingga proses penyampaian suatu konsep atau materi pelajaran bisa berjalan dengan lancar dan dapat memahami suatu materi dengan mudah.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu menjadikan peserta
didik sebagai insan yang berkompeten pada bidang yang di belajarkan sesuai
dengan kroteria yang telah disepakati. Untuk menjadikan seorang siswa memiliki
kompetensi pada bidang tertentu, guru harus mampu menjadikan pembelajaran yang
dikembangkanya “ menyenangkan” peserta didik untuk belajar. Karena pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang mampu menjadikan peserta didik merasa
senang, nyaman, termotifasi dan tertantang untuk belajar. Pada konteks ini guru
harus mampu melakukan berbagai variasi pembelajaran sesuai dengan karakteristik
materi, kebutuhan peserta didik, lingkungan belajar, dan target pencapaian dari
pembelajaran itu. Salah satu kompetensi yang haru dimiliki oleh seorang guru
adalah kompetensi yang inovatif. Inovasi ( pembaharuan ) dalam konteks
pembelajaran bissa dimaknai sebuah upaya yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki dan menghadirkan suasana yang baru sehingga tidak “monoton”.
Pada kenyataannya sekarang belum semua guru melakukan inovasi dalam
pembelajaran seperti di SD Negeri Tlogoweru 01 Demak yang sebagian besar
gurunya masih mendominasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan
tersebut dapat di identifikasi masalah dalam pembelajaran yaitu : pertama
rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi, kedua siswa kurang
termotifasi dalam belajar, ketiga siswa tidak mampu mengajarkan soal soal
dengan benar sehingga nilai masih banyak yang dibawah KKM.
Dari hasil identifikasi pembelajaran di atas, dapat di analisis maslah
masalah yaitu: dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah,
sehingga proses pembelajaran membosankan, guru tidak mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sehingga kelas hanya didominasi oleh guru.
Sejalan dengan hal tersebut, maka guru harus mampu menerapkan suasana
belajar yang konduksif sehingga siswa tertarik untuk belajar. Salah satu model
pembelajaran yang diperkirakan sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture dengan harapan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas 3 SD N Tlogoweru 01 Demak.
Model
Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis
mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model
pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran
ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang
digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap
pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan
sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda,
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari
proses pembelajaran.
Model
Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.
Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum
proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik
dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di
sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang
lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun
beberapa rumusan masalah dari makalah yang disusun adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dari model pembelajaraan picture and picture
?
2.
Bagaimanakah prosedur
pelaksanaan model pembelajaraan picture and picture
?
3.
Bagaimana prinsip reaksi dari model pembelajaran picture and picture ?
4.
Bagaimana
sistem pendukung model pembelajaraan picture and picture ?
5.
Bagaimana
dampak instruksional/dampak pengiring dari model pembelajaran picture and picture ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL
PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
1.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukisakan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajara tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
pembelajaran. Fungsi model pembelajaran menurut Joyce adalah melalui model
pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran
berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Picture and Picture adalah salah satu model dengan menggunaan media
gambar. Dalam operasionalnya
gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi
urutan yang logis. Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan
salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis
mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh.
Pembelajaran
ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang
digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap
pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan
sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode,
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari
proses pembelajaran. Hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk
mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang di pelajarinya
.
Menurut
Ahmadi (2011) Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan
menjadi urutan logis. Picture and Picture ini berbeda dengan media
gambar dimana Picture and Picture berupa gambar yang belum disusun secara
berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa
gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya
penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep
materi dan melatih berfikir logis dan sistematis.
2.
SINTAKMATIK
MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
Sesuai
dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran
yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga
pembelajaran menjadi bermakna. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture
and Picture adalah sebagai berikut:
a.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Di langkah
ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar
mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur
sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus
menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM
yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
b.
Memberikan materi pengantar
sebelum kegiatan.
Penyajian
materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat
dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian
siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang
materi yang dipelajari.
c.
Guru menyediakan gambar-gambar
yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).
Dalam proses
penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh
temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa
akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya
sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video
atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar
yang ada.
Di langkah
ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung
kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan
undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus
diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan,
dibuat, atau di modifikasi.
e.
Guru memberikan pertanyaan
mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.
Setelah itu
ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan
indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman
yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
f.
Dari alasan tersebut guru akan
mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses
diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada
hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau
bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam
pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
g.
Siswa diajak untuk
menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya.
Kesimpulan
dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses
pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan
penguatan kembali tentang gambar tersebut.
Selain prosedur pelaksanaan adapun beberapa
prosedur membuatnya , yaitu antara lain :
1)
Strategi perumusan sasaran
proses belajar mengajar (PBM), yang berkaitan dengan strategi yang akan
digunakan oleh pengajar dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM.
2)
Strategi perencanaan proses
belajar mengajar, berkaitan dengan langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar
yang akan digunakan.
3)
Strategi pelaksanaan proses
balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan sistem pengajaran yang
benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture
pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat menjawab
persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai
dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara
mental, intelektual, fisik, maupun sosial.
Model
pembelajaran picture and picture yang merupakan media gambar. Gambar yang baik
digunakan dalam pembelajaran adalah gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi.
1) Harus otentik
Gambar tersebut haruslah
secara jujur melukiskan situasi seperti melihat benda sebenarnya.
2) Sederhana
Komposisi hendaknya cukup
jelas dalam menunjukkkan poin-poin pokok yang terdapat pada gambar.
3) Sebagai media yang baik, gambar
hendaklah bagus dari sudut seni
3. PRINSIP-PRINSIP
PENGELOLAAN/REAKSI
Prinsip dasar
dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1)
Memberikan dukungan dengan
menitikberatkan pada sifat hipotesis dari diskusi-diskusi yang berlangsung.
2)
Memberikan bantuan kepada
peserta didik dalam mempertimbangkan hipotesis yang satu dari yang lain.
3)
Pusatkan perhatian para
peserta didik terhadap contoh-contoh yang psesifik.
4)
Memberikan bantuan kepada para
peserta didik dalam mengdiskusikan dan menilai strategi berpikir yang mereka
pakai.
4. SISTEM
PENDUKUNG
Sarana pendukung
yang diperlukan berupa bahan-bahan dan data yang terpilih dan terorganisasikan
dalam bentuk unit-unit yang berfungsi memberikan contoh-contoh. Bila para
peserta didik sudah dapat berpikir semakan kompleks, merekan akan dapat
bertukar pikiran dan bekerjasama dalam membuat unit-unit data, seperti yang
dilakukan dalam tahap dua saat mencari contoh-contoh lainnya
5. DAMPAK
INSTRUKSIONAL dan PENGIRING
1)
Dampak instruksional model ini
terletak pada :
a.
Hakikat konsep
b.
Strategi pembentukan konsep
c.
Konsep-konsep yang spesifik
d.
Penalaran induktif
2)
Dampak pengiring pada model
ini terletak pada :
a.
Kesadaran akan pilihan
pandangan
b.
Toleransi terhadap
ketidtentuan dengan apresiasi terhadap logika
c.
Kepekaan terhadap penalaran
logis dalam komunikasi
B. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Seiring upaya perbaikan
perbaikan kualitas pembelajaran kearah pembelajaran organis, filsafat
konstruktivisme kian populer dibanding pendidikan pada dekade terakhir ini.
Pemikiran filsafat konstruktivisme mengenai hakikat pengetahuan memberikan sumbangan
terhadap usaha mendekonstruksi pembelajaran mekanis.
Gagasan konstruktivisme
mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai berikut :
1.
Pengetahuan bukanlah gambaran
dunia kenyataan belaka, tetapi slalu merupakan konstruksi kenyataan melalui
kegiatan subjek.
2.
Subjek membentuk skema
kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
3.
Pengetahuan dibentuk dalam
struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep
itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Pengetahuan adalah factum
(apa yang dibuat), et verum (apa yang diketahui), convertuntur (konvertibel
satu terhadap lainnya). Pengetahuan itu dikonstruksikan (dibangun), bukan
dipersepsi secara langsung oleh indra. Semua pengetahuan, tidak peduli
bagaimana pengetahuan itu didefinisikan, terbentuk didalam otak manusia, dan
subjek yang berfikir tidak memiliki alternatif selain mengontruksikan apa yang
diketahuinya berdasarkan pengalamannya sendiri. Semua pikiran orang yang
didasarkan pada pengalamannya sendiri, sehingga bersifat subjektif.
Pengetahuan menurut
konstruktivisme bersifat subjektif, bukan objektif. Pengetahuan tidak pernah
tunggal. Pengetahuan merupakan realitas plural. Pandangan ini berlawanan dengan
pandangan realisme yang mengatakan bahwa “kebenaran itu ada diluar sana” dan
oleh karenanya orang dapat mengobservasi realitas secara subyektif. Realisme
memandang bahwa pengetahuan adalah datum (apa yang ada), et verum (apa
yang diketahui), convertuntur (konvertibel satu terhadap lainnya).
Semua pengetahuan adalah hasil
konstruksi-konstruksi dari tindakan atau kegiatan seseorang. Pengetahuan ilmiah
berevolusi berubah dari waktu ke waktu. Pemikiran ilmiah adalah sementara,
tidak statsis, dan merupakan proses. Pemikiran ilmiah adalah proses konstruksi
dari reorganisasi secara terus menerus. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada
diluar, tetapi ada dalam diri seseorang yang membentuknya. Setiap pengetahuan
mengandaikan suatu interaksi dengan pengalaman. Tanpa interaksi dengan objek,
sesorang tidak dapat mengontruksi pengetahuan.
Berdasarkan pembentukannya
atau pengontruksiannya, Piaget mengategorisasi pengetahuan menjadi 3 yaitu :
a)
Pengetahuan fisis
Pengetahuan yang dibentuk dari
abstraksi langsung terhadap obyek yang dipelajari.
b)
Pengetahuan matematis-logis
Pengetahuan yang dibentuk dari
abstraksi berdasarkan koordinasi, relasi, maupun penggunaan objek.
c)
Pengetahuan sosial
Pengetahuan yang dibentuk
melalui interaksi seseorang dengan orang lain.
Menurut Paul Suparno,
konstruksi pengetahuan Piaget bersifar personal. Asumsiasi dari Jean Piaget
adalah dalam bahasa setiap individu terhadap egosentris. Dengan menggunakan
bahasanya sendiri individu membentuk skema dan mengubah skema. Individu sendiri
yang mengkontruksi pengetahuan ketika berinteraksi dengan pengalaman dan objek
yang dihadapi.
Konstruksifisme sosial berasal
darai Vygotsky. Asumsi Vygostky bahasa merupakan aspek sosial menurutnya
pembicaraan egosentrik merupakan permulaan dari pembentukan ineer speech (
kemampuan bicara yang pokok ) yang akan digunakan sebagai alatt dalam berfkir.
Konstruktifisme menekankan
pada belajar autentik, bukan arti fisial. Belajar autentik adalah proses
interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Belajar bukan
sekedar mempelajarai teks-teks ( tekstual ), terpenting ialah bagaimana
menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau dengan konstektual.
Pembelajaran berbasis
konstruktivisme merupakan belajar artikulasi. Belajar artikulasi adalah proses
mengartikulasikan ide, pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya
mengkonstruksikan makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam
proses-proses pemaknaan tersebut melalui pengekspresian ide-ide.
BAB III
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN
Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran
Nama
Sekolah : ……………………………
Kelas/Semester : V / 2
Mata
Pelajaran : IPA
Alokasi
Waktu : 2 x 35 menit ( 1
pertemuan)
Standar
Kompetensi :
7.
Memahami
perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya
alam
Kompetensi
Dasar:
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan
Indikator:
1.
Menyebutkan beberapa
peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
2.
Menjelaskan dampak
peristiwa alam bagi makhluk hidup lingkungan
3.
Menganalisis cara
mencengah peristiwa alam yang disebabkan oleh manusia
Tujuan
Pembelajaran:
1.
Menyebutkan beberapa
peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
2.
Menjelaskan dampak
peristiwa alam bagi makhluk hidup lingkungan
3.
Menganalisis cara
mencegah peristiwa alam yang disebabkan oleh manusia
Karakter
siswa yang diharapkan:
1.
Disiplin ( Discipline )
2.
Tekun ( diligence )Tanggung jawab ( responsibility )
3.
Ketelitian ( carefulness)
4.
Kerja sama ( Cooperation )
5.
Toleransi ( Tolerance )
6.
Percaya diri ( Confidence )
7.
Keberanian ( Bravery )
Materi
Ajar:
1.
Peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia
2.
Dampak peristiwa alam
terhadap makhluk hidup dan lingkungan
3.
Cara mencegah bencana
alam
Metode
dan Model Pembelajaran:
1.
Metode Pembelajaran:
a)
Ceramah
b)
Tanya jawab dan diskusi
c)
Demonstrasi
d) Penugasan
2.
Model Pembelajaran:
Model pembelajaran Picture and Picture
Kegiatan
Pembelajaran
1. Kegiatan
pendahuluan
(15 menit)
Apersepsi :
1)
Peserta didik diberi
instruksi untuk berdo’a terlebih dahulu.
2)
Guru
mengucapkan salam
3)
Pendidik memeriksa kehadiran
peserta didik.
4)
Pendidik melakukan
pengkondisian kelas dengan memeriksa apakah kelas berada dalam keadaan bersih
atau tidak.
5)
Guru
menanyakan kembali materi yang telah diajarkan minggu lalu.
Orientasi
:
1.
Guru
mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu Tik Tik Bunyi Hujan bersama-sama.
Motivasi
:
1.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran yang akan dipelajari;
2.
Guru memotivasi peserta didik untuk serius
dalam mengikuti pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Dalam kegiatan inti:
Eksplorasi
1)
Pendidik menyampaikan
materi pembelajaran dengan memberikan informasi aktual tentang peristiwa alam
di Indonesia
2)
Pendidik menjelaskan
konsep peristiwa alam dengan menggunakan media gambar
Elaborasi
3)
Peserta didik dibagi ke
dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 6 orang siswa
4)
Setiap kelompok
disediakan gambar-gambar tentang
peristiwa alam
5)
Pendidik membacakan
soal dan meminta peserta didik memperlihatkan
jawaban dengan menggunakan media gambar .
6)
Kegiatan tersebut
berulang sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
7)
Pendidik bersama
peserta didik mengoreksi jawaban tersebut.
8)
Pendidik memberikan
reward pada kelompok yang banyak menjawab pertanyaan dengan benar.
Konfirmasi
9)
Pendidik
memberikan penguatan dan
kesimpulan atas jawaban yang diberikan oleh siswa;
10)
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya tentang materi.
3. Kegiatan
Penutup (10 menit)
1)
Guru memberikan penguatan dan penyimpulan
terhadap pembelajaran hari ini;
2)
Guru melakukan refleksi terhadap materi
pelajaran;
3)
Guru memberikan PR bagi peserta didik;
4)
Guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang.
Media
dan Sumber Belajar
1. Sumber Belajar
a)
Lingkungan sekitar
b)
Buku paket IPA kelas IV
semester 2
2. Media
Pembelajaran
a)
Media gambar
b)
LKS
PENILAIAN
Teknik Penilaian: Pengamatan dan tes tertulis.
Bentuk Penilaian: Penilaian kognitif, proses dan sikap
(dilampirkan)
Instrumen: Pilihan ganda (dilampirkan)
LAMPIRAN
1. Penilaian Proses dan Sikap
No. urut
|
Nama Siswa
|
Disiplin
|
Tanggung Jawab
|
Keaktifan
|
Keberanian
|
Skor
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kriteria
|
Skor
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang baik
Buruk
|
5
4
3
2
1
|
DAFTAR
PUSTAKA
Suprijono, Agus. 2013. Cooperatif Learning Teori dan AplikasiPAIKEM.:
Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Brata, Dhanu. PENINGKATAN PEMAHAMAN
KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN
INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (journal). (13 Maret 2015)
Rahayuningsih, Tri. PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 5 SD (journal) (13 Maret 2015)
Wibowo, Rahmat. PENERAPAN
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN DATAR PADA
SISWA KELAS V SD (journal) (13
Maret 2015)
No comments:
Post a Comment