1. Jelaskan 5 Ciri ciri tumbuhan (Cryptogamae)secara
rinci !
Tumbuhan
tingkat rendah, memiliki ciri-ciri :
v Berthallus
sehingga disebut Tumbuhan THALLOPYHTA
v Organ masih
sangat sederhana
v Belum mempunyai
jaringan pengangkutan
v Ex : Brypohyta
dan Algae
v Tidak pernah
menghasilkan bunga atau disebut juga Flowerless Plants
2. Jelaskan pembagian dari Cryptogamae beserta
ciri ciri khasnya masing masing
ü Algae
(ganggang)
o Organ tubuh algae berupa thallus
berklorofil
o Struktur thallus uniseluler (biasanya
berukuran beberapa mikron) dan multiseluler (ada yang berukuran sampe beberapa
meter
ü Fungi
(jamur,cendawan)
o Cara hidup fungi ada yang heterotrof
ada juga yang simbiosis
o Dinding sel terbuat dari khitin dan
selulosa
ü Lichenes (lumut
kerak)
o Struktur organ berupa thallus yang
merupakan simbiosis antara algae dan fungi
o Struktur thallusnya multiselluler
(terdiri dari banyak sel)
ü Bryophyta
(lumut)
o Organ tubuh berupa thallus yang terdiri
dari rhizoid, setipe, phylloid
o Belum mempunyai berkas pembuluh
ü Pteridophyta
(paku)
o Organ tubuh sudah berupa cormus karena
termasuk dalam chormophyta, cormus terdiri dari akar batang dan daun
o Sudah mempunyai berkas pembuluh, karena
termasuk kedalam tracheophyta
3. Jelaskan ciri ciri dari algae secara
rinci
2. Alga terdiri dari beberapa kelompok yang berbeda dari
organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis
3. Alga yang paling mencolok adalah rumput laut, alga multiseluler yang mungkin kurang lebih mirip tanaman
terestrial, tetapi diklasifikasikan bersama alga
hijau,
4. Merah dan coklat
5. termasuk berbagai jenis organisme mikroskopik dan organisme
uniseluler.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan
fauna di muka bumi diantaranya ialah faktorklimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik (makhluk hidup).
- Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
a. Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan
bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung maupun tidak langsung.
Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang,
derajat keawanan, ketinggian dan albedomaka
suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya
tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap
suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi
dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara
permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan
telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya
beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan
kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di
daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga,
berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin
dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan
serangkaian proses regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok
vegetasi, yaitu :
1. Kelompok
vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang
hanya berkembang pada saat-saat
tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan
jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi.
Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah
beriklim dingin.
2. Kelompok
vegetasi perennial, yaitu
kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang
sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang
terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasiperennial dapat berumur lebih dari satu tahun.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya
uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar
tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan
bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan
kebutuhan yang sangat penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban
lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadixerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah
persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi
hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang
berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem
perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan
kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya
teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.
3. Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan.
Jadi mesofitmerupakan
kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai
tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah (
tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun,
Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamu
4. Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi
pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan
) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu
musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar,
berdaun lebat denan
cabang-cabang
yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan
ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah
tropis.
c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis.
Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan
membentuk oksigen ( O2 )
di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai
kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka
melangsungkan kehidupannya.
d. Curah hujan
Air merupakan
kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan
kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal
dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap
wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan
perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan
merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e. Angin
Bagi tumbuhan
angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses
penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
- Faktor tanah yang berpengaruh karena tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan.
Faktor tanah
disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang
artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor
edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan
vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
abtara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah.
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan
relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan
antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya
dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel
–partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus
biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat
lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b. Struktur
tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan
membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur
tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan
tanah dalam meloloskan air ( porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir
tanah ( permeabilitas ). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran
air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah.
c. Keasaman
tanah
Kesuburan tanah
sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran unsur kimia antar
tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara tanpa diubah dalam
bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa tingkat, maka air
akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah
menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam
tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.
- Faktor topografi
Faktor topografi
meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya
menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai
ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda
pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang
berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang
khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
Faktor topografi
yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan tanah yang miring menyebabkan
air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air
mengikis permukaan tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi
berkurang. Biasanya tanah yang miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan
fauna lebih sedikit dari pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh
cadangan air cepat hilang karena bergerak kebawah secara cepat.
C. Persebaran Flora di Dunia
Ø Lingkungan kehidupan laut ( biocycle laut )
Perkembangan
kehidupan vegetasi pada perairan laut terutama terdapat pada zona dekat pantai
yang masih dapat ditembus sinar matahari. Meskipun air laut bersifat transparan
, sinar matahari hanya dapat mencapai kedalaman beberapa puluh meter saja.
Penyinaran ini masih pula dipengaruhi oleh kejernihan air laut dan letak laut.
Seperti pada tumbuhan didaratan, vegetasi dilaut juga membutuhkan energi dari
matahari untuk menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Oleh sebab itu
pada laut dalam tidak ditemukan vegetasi yang hidup permanen karena lautnya
dingin dan gelap. Jika ditemukan tumbuhan-tumbuhan pada wilayah laut dalam
tersebut disebabkan oleh aktivitas arus laut yang mengangkutnya ke lokasi lain.
Di dasar laut
dangkal banyak terdapat fitoplanton atau tumbuhan kecil yang melayang-layang.
Flora yang tumbuh didasar laut antara lain bermacam-macam ganggang, rumput
laut, dan lain-lain. Pada zona litoral dan neritis tumbuh vegetasi khas pantai
misalnya hutan mangrove yang meliputi bakau, perdu, liana, efipit, dan
parasit.. Vegetasi air asin sangat tampak pada zona litoral dan sebagian zona
nertitis karena vegetasinya besar-besar dan banyak jumlahnya.
Ø Lingkungan
kehidupan air tawar ( biocycle air tawar )
Lingkungan kehidupan air tawar
meliputi danau, sungai, kolam, payau, rawa dan bentuk-bentuk perairan darat
lainnya. Vegetasi yang
banyak berkembang di lingkungan seperti ini diantaranya tenceeratai, paku air,
enceng gondok, talas air, pandan, selada, kangkung dan berbagai vegetasi
perairan tawar lainnya. Pada perairan darat juga berkembang vegetasi tingkat
rendah misalnya ganggang dan lumut.
Ø Lingkungan
kehidupan darat ( biocycle darat )
Lingkungan kehidupan darat meliputi
daerah yang sangat luas dan sangat bervariasi jenisnya. Biocycle darat terbentang di daerah sekitar
khatulistiwa sampai ke daerah kutub utara dan kutub selatan. Lingkungan
vegetasi ini berbatasan langsung dengan ;lingkungan kehidupan perairan darat
dan lingkungan kehidupan perairan laut.
Sehubungan dengan variasi yang sangat
beragam ini maka lingungan vegetasi daratan dibedakan menjadi beberapa bagian
yang disebut biochore atau sub lingkungan ( bioma ). Pembagian ini didasarkan pada corak
vegetasi utama akibat iklim yang khas pada wilayah-wilayah tersebut.
Biocycle daratan terdiri dari hutan,
padang rumput dan gurun. Berikut ini sebaran hutan, padang rumput, dan gurun
yang akan dibahas lebih lanjut.
v Hutan
- Hutan Hujan Tropis
Tersebar di wilayah sekitar ekuator antara lintang 10ºLU – 10°LS, curah
hujan antara 200 – 400 cm per tahun, dengan ciri vegetasinya berupa hutan
belantara dengan tumbuhan heterogen, tingkat kerapatan tinggi, dengan wilayah
persebaran di Indonesia, dataran rendah Amazon (Brazil), Amerika Tengah,
wilayah Afrika sekitar katulistiwa, dan Pulau Madagaskar.
- Hutan Musim
Terdapat di daerah-daerah yang memiliki pergantian musim kemarau dan
penghujan sangat jelas, musim kemarau lebih panjang dengan curah hujan antara
100 – 200 cm per tahun. Pada musim kemarau vegetasinya menggugurkan daun
(meranggas), tersebar di India, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan.
- Hutan Konifer (Hutan berdaunjarum)
Terdapat di daerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub,
seperti Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara sekitar Siberia, dan
pegunungan tinggi di kawasan tropis.
- Sabana
Padang rumput yang diselingi semak belukar, banyak dijumpai di Afrika,
India, Australia, Amerika Selatan, dan sekitar Bali dan Nusa Tenggara Barat.
- Stepa (Prairi)
Padang rumput yang luas tanpa diselingi semak belukar, terdapat di daerah
peralihan antara iklim basah dan iklim kering, tersebar di Rusia antara Eropa
Barat sampai Asia Timur, Argentina, dan Amerika Selatan.
- Tundra
Padang rumput yang terletak di wilayah-wilayah lintang tinggi yang
berbatasan dengan kutub dan mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
- Gurun (padang pasir)
Kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan
lebih kecil, terletak di sekitar lintang 30° – 35°, terdapat di Asia,
Afrika, Amerika, dan Australia.
D. Persebaran Fauna di Dunia
Menurut Alfred Russel Wallace, secara
umum wilayah persebaran fauna di permukaan bumi dikelompokan ke dalam enam
region, yaitu sebagai berikut:
- Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang, Laut Mediteran, dan Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang kutub.
- Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara) dan Pulau Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.
- Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng, harimau, gajah, dan reptile.
- Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru, dan Pulau Papua. Contoh fauna: hewan berkantung seperti kanguru, kuskus, wallaby, burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kiwi.
- Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Greenland, sampai bagian tengah Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, dan kura-kura.
- Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, Lama, ular anaconda, dan kera.
E. Persebaran Flora di
Indonesia
Wilayah flora di Indonesia terdiri
atas empat subwilayah, yaitu:
- Flora Sumatera – Kalimantan
Keadaan
flora pada wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis, yaitu hutan yang tumbuh
di daerah yang mempunyai curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang tinggi,
dan banyak mendapat sinar matahari, pohonnya tumbuh rapat dan lebat, spesiesnya
banyak dan beranekaragam, selalu hijau, pohonnya besar dan tinggi. Di daerah
pantai Sumatera dan Kalimantan terdapat hutan bakau yang berfungsi menjaga
ekosistem pantai, dan mencegah terjadinya erosi pantai.
- Flora Jawa – Bali
Keadaan
flora Jawa – Bali dikelompokkan menjadi: hutan hujan tropik (di Taman Nasional
Cibodas dan Gunung Halimun), hutan muson tropik (hutan jati), sabana tropik(di
Jawa Timur dan Bali) , dan hutan bakau (di pantura Jawa).
- Flora kepulauan Wallacea
Wilayahnya
meliputi Indonesia bagian tengah yaitu pulau Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara,
dan kepulauan Maluku. Iklimnya lebih kering sehingga di dominasi vegetasi
sabana, hutan pegunungan di Sulawesi, hutan campuran di wilayah Maluku dengan
jenis rempah-rempah (seperti Pala, Cengkeh, Kayu Manis).
- Flora Papua
Flora di
wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis dengan flora khas yaitu Eucaliptus, sedangkan di daerah
pantai banyak dijumpai Mangrove.
F. Persebaran Fauna di Indonesia
- Fauna Asiatis (Fauna Indonesia Barat)
Terletak di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dibatasi oleh
Garis Wallace yang membentang antara Selat Lombok dan Selat Makassar.
- Fauna Australis (Fauna Indonesia Timur)
Terletak
di pulau Papua dan sekitarnya, dibatasi oleh Garis Weber yang terbentang antara
Laut Tmor, Laut Seram, dan Laut Halmahera.
- Fauna Peralihan (Fauna Indonesia Tengah)
Meliputi di wilayah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku.
Letaknya diantara Garis Wallace dan Garis Weber. Fauna endemik adalah anoa, babirusa, burung maleo, dan komodo.
F. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.
1. Pengahalang Geografi
Penghalang geografi adalah keadaan fisik lapangan dan faktor geografi
lainnya yang menghalangi aliran gen antarpopulasi. Penghalang geografi
merupakan penghalang dalam bentuk kondisi muka bumi, seperti gunung, padang
pasir, dan laut. Penghalang jenis ini sangat menentukan persebaran organisme
dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan hasil aktivitas alam berupa
pegunungan ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil proses alami ini berupa
benua yang dibatasi oleh lautan, gunung, gurun, dan faktor alam lainnya. Adanya
batas-batas tersebut menghalangi interaksi antarorganisme. Pada mulanya
kelompok organisme diperkirakan hanya menghuni satu tempat, akibat sifat
organisme yang aktif dan selalu berusaha mencari kondisi lingkungan yang
terbaik untuk proses hidupnya, kelompok organisme tersebut menyebar keberbagai
tempat yang memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Persebaran organisme ini
akan terhenti begitu berhadapan dengan penghalang geografi. Selain itu
persebaran organisme dapat berhenti akibat terbatasnya kemampuan struktur
ataupun fungsi organisme tersebut seperti kemampuan terbang, berenang ataupun
berlari. Ditempat baru organisme melakukan adaptasi dan modifikasi sehingga
menjadi organisme yang berbeda dengan asalnya. Berdasarkan penjelasan ini ,
terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan faktor penting dalam persebaran
organisme di muka bumi.
- Penghalang Reproduksi
Penghalang reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk tidak terjadinya
interhibridasi ( perkawinan ) di antara organisme yang menghuni satu daerah
biogeografi dengan daerah biogeografi lainnya. Tidak terjadinya interhibridasi
ini akibat adanya penghalang geografi. Dengan demikian penghalang geografi
dapat menyebabkan munculnya penghalang reproduksi. Penghalang reproduksi ini
menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yang megakibatkan semakin berbedanya
organisme tersebut dengan organisme asalnya.
- Penghalang Endemis
Penghalang endemis merupakan penghalang dalam bentuk kekhasan organisme
akibat menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini terjadi akibat adanya penhalang
reproduksi yang mencegah terjadinya interhibridasi dengan organisme lain diluar
wilayah biogeografi tersebut. Penghalang reproduksi sendiri merupakan akibat
dari adanya penghalang geografi. Dengan demikian dapat ditarik hubungan bahwa
penghalang geografi menyebabkan penghalang reproduksi menghalangi juga terjadinya oenghalang
endemis. Penghalang endemis ini menyebabkan proses endemis organisme semakin
khas oraganisme tersebut dan semakin berbeda jauh dengan organisme asalnya.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna
Terhadap Kehidupan
A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.
Dalam siklus kehidupan baik hewan
maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi, seleksi alam, dan adaptasi. Evolusi
adalah perubahaan makluk hidup secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk
yang lebih sempurna dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup
selalu mengalami perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa
tumbuhan dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami
perubahaan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi alam adalah penyaringan suatu
lingkungan hidup sehingga hanya makluk hidup tertentu yang dapat bertahan dan
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang baru. Makluk hidup yang
tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang telah berubah akan
mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi alam ini, banyak
hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah karena tidak mampu
untuk survival
menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang
terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1. Hutan menjadi gundul.
Dalam prakteknya tebang pilih juga
mengorbankan pohon lain yang tertimpa sehingga banyak pohon kecil yang mati.
Apabila penebangan dilakukan secara serampangan maka akan menghabiskan
pohon-pohon dihutan.
2. Tanah Longsor.
Akar-akar pohon di hutan berfungsi
sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan longsor. Karena pohon sudah mati
maka fungsi tersebut juga tidak dapat berlangsung.
3. Banjir.
Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi
sebagai penahan air hujan sehingga air meresap kedalam tanah. Namun, karena
fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu lagi menahan air akibatnya di
dahilir atau di daerah yang lebih rendah akan banjir.
4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.
Rusaknya hutan berarti rusaknya tempat
hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian hewan di hutan juga terancam, begitu
juga dengan makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah
sebagai berikut.
1. Faktor kematian
merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi populasi. Misalnya
pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.
2. Faktor
kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas
lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup.
3. Faktor manusia
merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna
? Hewan merupakan bagian
penting dari suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen. Hilangnya salah satu
komponen dalam ekosistim dapat menyebabkan ekosistim tidak seimbang sehingga dapat
berdampak negatif. Untuk menjaga agar keseimbangan alamnya tidak terganggu maka
terus diusahakan agar tidak ada komponen alam yang mengalami kepunahan, baik
hewan maupun tumbuhan.
B. Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian gen tumbuhan atau hewan perlu
dilakukan usaha antara lain sebagai berikut:
- Diadakan daerah yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan suaka margasatwa.
- Diadakan daerah penyangga, daerah antara lahan pertanian dan permukiman penduduk dengan daerah cagar alam.
- Pengembangan daerah yang dilindungi seperti untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
- Mendirikan kawasan kebun raya dan kebun binatang yang dijadikan koleksi hidup, misalnya Kebun Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia.
- Diadakan bank gen, yaitu menyimpan dan menjaga suatu gen agar tetap baik.
4. Jelaskan 5 ciri ciri dari fungi
secara rinci !
1. Struktur Tubuh
Struktur
tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang
ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjaditubuh buah.
|
Gbr.
Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
|
Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadihaustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadihaustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.
a. Parasit
obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit
fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara
hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza,yaitu jamur yang hidup di akar
tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur
berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di
air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi
secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dankonjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan
sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti).
Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi
tidak melebur dan membentukdikarion. Pasangan inti dalam sel
dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan
pembelahan meiosis.
Ciri Utama dari Kingdom Fungi
adalah: Multiseluler, heterotrof, memiliki dinding sel dan tidak dapat bergerak
aktif. Contoh: jamur mikroskopik ( jamur tempe / Rhizopus, Penicillium) dan
jamur makroskopik (jamur merang, jamur kuping)
5. Jelaskan 5 ciri ciri Lichenes secara
rinci beserta contohnya
o Pada Penampang melintang talus
Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang
memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak
dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
o Ada pula yang miselium cendawannya
hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae
menentukan bentuk Lichenesnya.
o Bagian dalam talus terdiri dari
anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan
ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri
atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
o Bagi lichenes yang talusnya
menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai
rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
o Lichenes hidup sebagai epifit pada
pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra,
digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan
tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
o Syarat hidupnya tidak sulit dan taha
terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik
matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup
kembali
o Pertumbuhaan talus sangat lambat.
Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative
bertahun-tahun.
o Kebanykan Lichenes bereproduksi
dengan perantaan soredium.
o Komponen cendawannya sering dapat
membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang
merupakan simbionnya.
o Menurut cendawan penyusunnya,
Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes dan Basidiolichenes.
6. Jelaskan 10 ciri ciri Bryophyta yang
anda ketahui !
o Merupakan tumbuhan peralihan antara
thallophyta dan kormophyta
o Akar berupa rhizoid
o Batang, ada pada lumut daun
o Daun masih sederhana, tipis, hanya
setebal satu lapis sel
o Tidak memiliki jaringan pengangkut (
xylem dan floem )
o Habitat di tempat lembab
o Memiliki bentuk menyerupai akar,
batang, dan daun.
o Pada alat tubuhnya tidak
ditemukan adanya jaringan pembuluh.
o Habitatnya di tempat lembab/basah.
o Ukuran tubuhnya relatif kecil
o Daur hidunya mengalami
pergiliran keturunan
7. Jelaskan 10 Ciri ciri Pteridiophyta
!
o Organ tubuh sudah berupa cormus karena termasuk dalam
chormophyta, cormus terdiri dari akar batang dan daun
o Sudah mempunyai berkas pembuluh, karena termasuk kedalam
tracheophyta
o Mempunyai klorofil sehingga bisa berfotosintesis,
fotosintatnya berupa amilum
o Cara hidup autotrof dan epifit
o Daunnya ada 2 macam, yaitu daun fertil (sporofil) dan
daun steril
§ Kalau daun fertil dan daun steril sama
bentuknya maka disebut isomorfik
§ Kalau daun fertil dan daun steril
berbeda bentuknya, maka disebut heteromorfik
o Daun muda menggulung
o Daun fertil mempunyai sorus (kumpulan sporangium)
o Spora terdapat dalam sporangium
o Kumpulan spora disebut sorus
o Sorus terdapat dalam sporofit
8. Jelaskan perbedaan antara algae dengan
fungi serta antara bryophyta dan pteridopytha
No.
|
Perbedaan
|
Algae
|
Fungi
|
1.
|
Organ tubuh
|
Thallus berklorofil
|
Thallus tidak berklorofil
|
2.
|
Dinding sel tersusun dari :
|
Selulosa, hemiselulosa, pektim,
mukopektim, periplastik, silikat, asam alginate, asam fukosintat
|
Khitin dan selulosa
|
3.
|
Struktur thallus
|
- Uniseluler,
biasanya berukuran beberapa micron.
- Multiseluler,
ada yang berukuran sampai beberapa meter
|
- Aseluler
(tidak berupa sel):
· Plasmodiophora
brassicae(penyebab penyakit ”clubroot” pada kubis)
- Uniseluler
(terdiri dari satu sel):
· Rhizopus
nigricans(jamur tape)
- Multiseluler
(terdiri dari banyak sel):
· Aspergillus
sp.
· Penicillium
sp.
· Auricularia
auricular (jamur kuping)
|
No.
|
Perbedaan
|
Bryophyta
|
Pteridophyta
|
1.
|
Struktur Tubuh :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
|
Rhizoid
Kecil (pada bryophyte saja), tidak ada berkas pengangkut
Tipis, selapis sel, dan berklorofil
|
Akar serabut berupa rizoma
Ada berkas pengangkut tipe konsentris
Ada diferensiasi : mikrofil dan makrofil, tropofil dan
sporofil
|
2.
|
Metagenesis
1. Sporofit
2. Generatif
|
Sporogonium
Tumbuhan lumut
|
Tumbuhan paku
Protalium
|
3.
|
Peranan
|
Tumbuhan obat dan pupuk
|
Tumbuhan obat, pupuk, sayuran, tanaman hias
|
No comments:
Post a Comment