Pesawat sederhana
Pesawat
sederhana adalah alat
mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya.[2] Secara
umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang
memanfaatkan keuntungan mekanik untuk
menggandakan gaya.[3] Sebuah
pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan satu gaya
beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang
timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja
yang dilakukan pada beban.
Kerja yang
timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk
mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit
terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi
gaya yang dibutuhkan. Rasio antara gaya yang diberikan dengan gaya yang
dihasilkan disebut keuntungan mekanik.
Secara
tradisional, pesawat sederhana terdiri dari:
Pesawat
sederhana merupakan dasar dari semua mesin-mesin lain yang lebih kompleks.[4][3][5] Sebagai
contoh, pada mekanisme sebuah sepeda terdapat roda, pengungkit, serta katrol.
Keuntungan mekanik yang didapat oleh pengendaranya merupakan gabungan dari
semua pesawat sederhana yang ada dalam sepeda tersebut.
Sejarah
Ide pertama
dari pesawat sederhana berawal dari seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar
abad ke-3 sebelum masehi. Ia mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol,
pengungkit, dan sekrup.[3][6] Ia
menemukan rumusan untuk mencari keuntungan mekanik pada
pengungkit.[7] Para
ilmuwan Yunani sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak
termasuk bidang miring) dan mereka
dapat menghitung keuntungan mekanik semua alat-alat tersebut (meski perhitungan
untuk baji dan sekrup tidak terlalu akurat dikarenakan gaya gesek yang besar).[8]Hero dari Alexandria (sekitar
10–75 AD) dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat
sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol.[6] dan
menjelaskan alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaanya.[9]
Rangkuman Materi IPA Kelas 5 Semester 2
BAB 2
PESAWAT SEDERHANA
A. PENGERTIAN PESAWAT SEDERHANA
Semua jenis alat yang
digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan
dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan
pesawat sederhana.
B. JENIS-JENIS PESAWAT SEDERHANA
Pesawat sederhana
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda
berporos.
1. Tuas
Tuas lebih dikenal
dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang
besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya
ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan
kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat
bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa.
Berdasarkan posisi atau
kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu
tuas golongan pertama, tuas golongan
kedua, dan tuas golongan ketiga.
a. Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan
pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas
golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan
alat pencabut paku.
b. Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan
kedua, kedudukan beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa. Contoh tuas
golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong
kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.
c. Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan
ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas
golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir.
2. Bidang Miring
Bidang miring adalah
permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Bidang
miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang
lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Namun demikian, bidang miring juga
memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindahkan benda menjadi
lebih jauh.
Tahukah kamu, mengapa
jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? Mobil tidak cukup bertenaga
untuk mendaki lereng yang curam. Oleh karena itu, jalan tanjakan di gunung yang
curam dibuat berkelok-kelok. Jalan yang demikian akan mengurangi tenaga yang
dibutuhkan untuk mencapai ketinggian yang sama. Kemiringan tanjakan akan lebih
landai dengan adanya kelokan sehingga lebih mudah didaki.
Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu
temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan
sekrup. Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas yang bergerak
adalah alatnya. Berikut adalah alat-alat yang menggunakan prinsip bidang
miring.
3. Katrol
Katrol adalah roda yang dapat berputar pada porosnya. Katrol selalu
digunakan bersama tali. Katrol digunakan untuk membantu mengangkat benda.
Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki
titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu
katrol tetap, katrol bebas, katrol majemuk.
a. Katrol tetap
Katrol tetap merupakan
katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol yang
digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.
b. Katrol bebas
Berbeda dengan katrol
tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak
dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat
pengangkat peti kemas di pelabuhan.
c. Katrol majemuk
Katrol majemuk merupakan
perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan
dengan tali. Makin banyak katrol yang digunakan makin kecil gaya yang
dikeluarkan.
d. Blok katrol
Blok katrol adalah dua
buah katrol yang dipasang secara berdampingan pada satu poros. Biasanya blok
katrol digunakan untuk mengangkat beban yang sangat berat.
4. Roda Berporos
Roda berporos merupakan
roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.
Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak
ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda
kendaraan bermotor, dan gerinda.
pesawat sederhana adalah alat-alat yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan. Ada berbagai jenis pesawat sederhana antara lain bidang
miring, tuas, dan katrol. di dalam pembahasan pesawat sederhana ini....kalian
akan sering bertemu dengan istilah keuntungan mekanis (KM). keuntungan
mekanis merupakan efek dari penggunaan pesawat sederhana yang menyebabkan gaya
yang kita keluarkan untuk mengangkat beban sama dengan berat beban dibagi
dengan keuntungan mekanisnya.
ket34erangan :
F atau K = gaya/kuasa yang kita keluarkan (N)
W = berat benda yang kita angkat (N)
KM = keuntungan mekanis ---> akan dihabas lebih jauh nanti....
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi = 10 m/s2 atau 9,8 m/s2
Jadi semakin besar KM maka gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban semakin kecil.
Hmmm... mengapa bisa demikian?
Hal ini berkaitan dengan usaha/kerja yang kita
lakukan. Sebenarnya, pesawat sederhana tidak mengurangi total usaha/kerja
yang kita keluarkan untuk mengangkat beban. walaupun demikian jumlah gaya yang
dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapatdikurangidengan menerapkan
gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. ingat :
Keterangan :
W = usaha ( J )
F = gaya ( N )
s = jarak tempuh ( m )
Dengan kata lain, walaupun usaha yang kita keluarkan sama peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan.
Penting... lambang berat benda ( w ) hampir sama dengan usaha ( W ) lambang berat dengan huruf kecil dan usaha dengan huruf besar....
1. Bidang Miring
bidang miring merupakan sebuah bidang miring yang
digunakan untuk memindahkan sebuah benda ke ketinggian tertentu.
Keterangan :
KM = keuntungan mekanis
F = gaya dorong (N)
s = panjang bidang miring (m)
h = ketinggian (m)
w = berat beban (N)
Misalnya....
Massa kotak adalah 80 kg, dipindahkan dari atas tanah ke suatu tempat dengan ketinggian 1,5 m. Berapakah usaha dan gaya yang kita keluarkan bila :
a. kita angkat langsung ke atas !
b. melalui bidang miring sepanjang 4,5 m !
Diketahui :
m = 80 kg
g = 10 m/s2
h = 1,5 m
s = 4,5 m
a. mula2 kita cari berat benda dulu.... karena kita mengangkat benda secara langsung maka gaya ( F ) yang kita lakukan = berat benda ( w ) sedangkan jarak tempuhnya ( s ) = ketinggian ( h ) maka rumus usaha berubah lambang, semula W = F.s menjadi W = w.h
Massa kotak adalah 80 kg, dipindahkan dari atas tanah ke suatu tempat dengan ketinggian 1,5 m. Berapakah usaha dan gaya yang kita keluarkan bila :
a. kita angkat langsung ke atas !
b. melalui bidang miring sepanjang 4,5 m !
Diketahui :
m = 80 kg
g = 10 m/s2
h = 1,5 m
s = 4,5 m
a. mula2 kita cari berat benda dulu.... karena kita mengangkat benda secara langsung maka gaya ( F ) yang kita lakukan = berat benda ( w ) sedangkan jarak tempuhnya ( s ) = ketinggian ( h ) maka rumus usaha berubah lambang, semula W = F.s menjadi W = w.h
b. Jika benda kita dorong melalui bidang miring.....
Usaha yang kita keluarkan sama namun dengan bidang miring gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil karena lintasannya kita ubah dari ketinggian 1,5 m menjadi 4,5 m dalam bidang miring....
Prinsip bidang miring juga diterapkan pada berbagai macam alat buatan manusia seperti baji, kapak, tatah, pisau, obeng, paku, sekrup....juga jalan yang berkelok-kelok di pegunungan.
2. Tuas
Sistem kerja tuas terdiri atas tiga komponen, yaitu
beban, titik tumpu, dan kuasa. Tuas dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Pembagian
ini berdasarkan pada letak titik gaya, titik beban, titik tumpu.
a. Tuas Jenis Pertama
contoh alat dengan tuas jenis I :
Gunting, catut, tang, pemotong kuku, linggis dll
b. Tuas Jenis Kedua
Jenis tuas ini mempunyai ciri titik beban terletak di antara titik gaya
(kuasa) dan titik tumpunya.
contoh alat dengan tuas jenis II :
pembuka botol, gerobak beroda satu, pemotong kertas, pelubang kertas dll.
c. Tuas Jenis Ketiga
Jenis tuas ini mempunyai ciri titik gaya terletak di antara titik tumpu dan
titik beban.
contoh alat dengan tuas jenis III :
pinset, pancing, sekop dll
di bawah ini merupakan gambar benda2 yang menggunakan prinsip tuas :
keterangan :
a. tuas jenis pertama
b. tuas jenis kedua
c. tuas jenis ketiga
Rumus-rumus dalam tuas :
F = gaya yang dikerjakan pada tuas (N)
W = beban tuas (N)
Lb = lengan beban, adalah jarak antara titik tumpu
dengan dengan beban (m)
dengan dengan beban (m)
Lk = lengan kuasa, adalah jarak antara titik
tumpu
dengan kuasa/gaya yang dikerjakan (m)
dengan kuasa/gaya yang dikerjakan (m)
KM = keuntungan mekanis
3. Katrol
Katrol adalah roda berongga yang disepanjang sisinya
untuk tempat tali. Katrol sangat baik digunakan untuk memindahkan beban ke
atas/bawah. Katrol dapat dibedakan menjadi katrol tunggal tetap, katrol tunggal
bergerak, dan takal (katrol majemuk berganda).
a. Katrol Tunggal Tetap
katrol tunggal tetap terdiri dari sebuah katrol
yang kedudukannya tidak berubah-ubah (tetap).
Keuntungan mekanis (KM) katrol tunggal tetap = 1
Keuntungan mekanis =1 berarti berat beban = gaya yang
kita keluarkan untuk mengangkat beban tersebut.
maka,
F = w
contoh : katrol yang digunakan untuk menimba air.
Trus...klo gaya yang kita keluarkan besarnya sama aja dengan berat bebannya, untuk apa dong fungsi katrol tunggal ini?
Hmm.. katrol jenis ini memang tidak mengurangi besar gaya yang kita keluarkan, namun dapat merubah arah gaya. Bila kita menarik suatu beban dari atas ke bawah tanpa katrol maka kita harus mengeluarkan gaya dengan arah tersebut yaitu dari atas ke bawah sehingga kita kesulitan memanfaatkan berat tubuh kita. sedangkan bila menggunakan katrol (seperti yang terlihat pada gambar di atas...) gaya yang kita keluarkan justru berarah dari atas ke bawah. Hal ini menyebabkan kita dapat memanfatkan berat tubuh kita untuk mengankat beban tersebut jadi tangan kita tidak cepat lelah.
Trus...klo gaya yang kita keluarkan besarnya sama aja dengan berat bebannya, untuk apa dong fungsi katrol tunggal ini?
Hmm.. katrol jenis ini memang tidak mengurangi besar gaya yang kita keluarkan, namun dapat merubah arah gaya. Bila kita menarik suatu beban dari atas ke bawah tanpa katrol maka kita harus mengeluarkan gaya dengan arah tersebut yaitu dari atas ke bawah sehingga kita kesulitan memanfaatkan berat tubuh kita. sedangkan bila menggunakan katrol (seperti yang terlihat pada gambar di atas...) gaya yang kita keluarkan justru berarah dari atas ke bawah. Hal ini menyebabkan kita dapat memanfatkan berat tubuh kita untuk mengankat beban tersebut jadi tangan kita tidak cepat lelah.
b. Katrol Tunggal Bergerak
katrol tunggal bergerak terdiri dari sebuah katrol
yang kedudukannya dapat berubah-ubah (tetap)
Keuntungan mekanis (KM) katrol tunggal
bergerak = 2
maka,
F = 1/2.w
Keuntungan mekanisnya = 2 artinya kita hanya perlu mengeluarkan gaya
separuh dari berat beban yang kita angkat ( F = w/KM).
c. Takal (Katrol majemuk/berganda)
Takal / Katrol majemuk atau berganda adalah katrol yang
terdiri dari sebuah katrol tetep dan satu atau lebih katrol bergerak... katrol
ini biasanya digunakan untuk mengankat beban yang sangant berat.
Keuntungan mekanis (KM) takal = Jumlah katrol
F = W/jumlah katrol
No comments:
Post a Comment