Monday, December 1, 2014

ISI DAN METODE PENDIDIKAN




A. ISI PENDIDIKAN


1. Pengertian Isi Pendidikan
Isi pendidikan adalah materi didik yang mampu mengantar anak didik dewasa yang susila atau manusia utuh yang berbudaya. Isi pendidikan tersebut berupa nilai-nilai yang tersusun sebagai sistem nilai. Yang disebut nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang diinginkan; singkatnya, yang baik.
Pendidikan dapat disebut sebagai proses transfer (pemindahan) nila-nilai, dari orang dewasa yang susila atau manusia dewasa yang utuh dan berbudaya kepada anak didik, yaitu manusia muda yang belum dewasa dan perkembangan menuju manusia yang utuh dan berbudaya. Transfer nilai dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu transmisi dan transformasi.
Isi pendidikan dapat dibedakan sesuai pengertian umum dan pengertian khusus. Dalam pengertian umum, isi pendidikan adalah nilai-nilai yang telah dipaparkan di atas. Dalam pengertian khusus, yaitu pengajaran, isi pendidikan adalah informasi atau ilmu atau pengetahuan yang ditransfer oleh pengajar kepada si belajar. Sesungguhnya, informasi, ilmu, dan pengetahuan itu sendiri juga dapat disebut sebagai nilai-nilai karena mengandung pengertian sesuatu yang baik, yang brharga, yang bermakna, yang bermanfaat, dan yang diinginkan.

2. Isi Pendidikan dan Pandangan Hidup
Isi pendidikan itu selalu sesuai dengan pandanagn hidup, falsafah dan ideologi masyarakat (keluarga, bangsa, negara) dimana proses mendidik dan dididik itu terjadi. Untuk masyarakat, banga dan negara Indonesia pandangan hidup, falsafah, ideologi atau nilai-nilai yang dicita-citakan, yang diinginkan bersama itu adalah pancasila. Pancasila adalah dasar dan tujuan bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Maka isi pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari niali-nilai Pancasila.
3. Macam-Macam Isi Pendidikan
Pandangan tentang kebutuhan manusia secar umum dapat ditelusuri dari pendapat ahli filsafat yang terkait, diantaranya :
a. Abraham Maslow

Maslow menyusun kebutuhan manusia secara hierarkhis dari yang paling bawah :

a) Kebutuhan fisiologis atau biologis (physiological need, biological need), seperti makan, minum, dan tidur.
b) Kebutuhan rasa aman (security, safety), seperti tubuh yang sehat, pakaian, rumah untuk berlindung.
c) Kebutuhan sosial (belonging), saling mencintai dan menerima, seperti berkawan, berkeluarga, berkelompok atau bermasyarakat.
d) Kebutuhan penghargaan atau harga diri (self-respect, esteem).
e) Kebutuhan pengakuan atau aktualisasi diri (self-fulfillment), seperti menngembangkan bakat atau kegemaran.
b. Drijarkara
Drijarkara, menyusun nilai-nilai pendidikan menurut rumusan tujuan dalam Sisdiknas 2003 dari yang rendah ke yang tinggi, yaitu :
a) Nilai vital (jasmani), seperti makan, minum, pakaian, perumahan; berkonotasi dengan "sehat".
b) Nilai seni (keindahan), seperti rasa bahagia dengan barang-barang yang halus, bagus, indah; berkonotasi dengan "kreatif, indah".
c) Nilai kebenaran, seperti ilmu pengetahuan, pengartian, pemahaman; berkonotasi dengan "cerdas, berilmu, cakap".
d) Nilai kesusilaan (moral, etika), seperti cinta sesama, saling menghormati, bekerjasama, inklusif, pluralisme; berkonotasi dengan "berakhlaq mulia dan berbudi luhur, warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab".
e) Nilai religius (jiwa keagamaan) yaitu pengakuan dan tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa; berkonotasi dengan "beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa".
4. Macam-Macam Pendidikan Menurut Isi Pendidikannya
Menurut isinya, pendidikan dapat dibedakan menjadi :
a. Pendidikan jasmani dan keterampilan
Pendidikan ini bertujuan untuk menumbuhkan potensi-potensi tubuh atau fisik menjadi lebih tinggi atau lebih besar dan lebih kuat hingga matang untuk menunaikan tugas atau fungsi perkembangan fisik dan kesehatannya termasuk tugas perkembangan seksual untuk memberikan keturunan. Pendidikan ini dimulai di keluarga secara informal, diteruskan atau dibantu dalam masyarakat umum secara nonformal, dan di sekolah-sekolah secara formal dalam bidang pelajaran olah raga dan kesehatan. Pendidikan jasmani dan keterampilan ini memenuhi kebutuhan tingkat dasr / rendah, yaitu kebutuhan fisiologis / biologis dan kebutuhan rasa aman, termasuk pertumbuhan ranah psikomotorik.
b. Pendidikan seni
Pendidikan seni mengutamakan perkembangan rasa seni pada anak didik. Dengan pendidikan seni pada diri anak didik ditanamkan nilai-nilai keindahan, keteraturan, keselarasan, keseimbangan, dan keharmonisan. Khusus untuk anak yang berbakat, pendidikan seni dapat menggembangkan bakat seni tersebut menjadi seorang seniman, tetapi tidak setiap anak didik dididik menjadi seniman. Sesunguhnya sampai taraf tertentu setiap orang adalah seniman karena sifat kodratnya yang unik. Pendidikan seni dapat dibiasakan mulai dari lingkungan keluarga, dengan mengatur dan merawat rumah, kamar dan kebun; dilanjutkan di lingkungan masyarakat umum dan juga di sekolah-sekolah. Ditinjau dari taksonomi Bloom, pendidikan seni dapat dimasukkan dalam pengembangan ranah afektif, utamanya pada aspek emotif.
c. Pendidikan moral
Pendidikan moral utamanya mengembangkan kesadaran diri agar mampu memahami dirinya di tengah-tengah pergaulan dengan orang lain dan lingkungannya, sebagai anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, bahkan juga sebagai warga dunia secara global. Pendidikan moral berarti proses menanamkan nilai-nilai kebaiakn untuk dapat diinternalisai (dibatinkan) dalam diri anak didik hingga memahami mana yang baik untuk dilaksanakan dan amana yang buruk untuk dihindarkan. Dilihat dari kebutuhan manusia, pendidikan moral telah masuk dalam kebutuhan tingkat tinggi yang pertama, yaitu kebutuhan sosial, sadangkan dari taksonomi Bloom termasuk dalam pengembangan ranah afektif.
d. Pendidikan agama
Pendidikan agama menanamkan nilai-nilai keagamaan atau jiwa dan semangat agama yang disebut religiusitas. Pendidikan agama dimaksudkan untuk membantu anak didik membentuk kecerdasan beragama, yaitu mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, taat menjalankan ibadah agama, mengakui dan menghargai keberadaan agama dan umat beragama yang berbeda. Pendidikan agama menjadi hak asasi dan otoritas mutlak dari orangtua, maka pendidikan agama utamanya dilaksanakan dikeluarga. Dari segi kebutuhan manusia, pendidikan agama memenuhi kebutuhan tingkat tinggi, yaitu pengakuan diri atau harga diri dan aktualisasi diri, sementara dari taksonomi Bloom merupakan pengembangan ranah afektif.
e. Pendidikan intelektual
Pendidikan intelektual mengembangkan potensi, kemampuan, kecerdasan intelektual anak didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah konkret dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan ini biasanya dilakukan di sekolah-sekolah, dengan mempelajari berbagai mata pelajaran. Dilihat dari kebutuhan manusia termasuk dalam pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi, yaitu aktualisai diri lewat penilaian, temuan, karya ilmiah, pendapat, dan lain-lain. Dari taksonomi Bloom, termasuk dalam penggembangan ranah kognitif.

B. KURIKULUM

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum Sebagai Isi Pendidikan Terpilih

Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk memilih pengetahuan sebagai kurikulum dalam pendidikan, antara lain :

a) Kesesuaian dengan falsafah, pandanga hidup, ideologi, keyakinan, dan sikap masyarakat.

b) Kesesuaian dengan waktu yang tersedia.

c) Manfaat bagi anak didik.

3. Teori Kurikulum Pendidikan

Kurikulum terkait erat dengan pendidikan arti khusus, yaitu pengajaran di sekolah. Moore mengemukakan tiga teori kurikulum, yaitu :

a. Kurikulum Utilitarian

Kata "utilitarian" secara kasar dapat dimaknai dalam dua arti yang berbeda tetapi terkait, yaitu " bermanfaat" dan "kondusif bagi kebahagiaan umat manusia". Para ahli filsafat Utilitarian berpendapat bahwaaktifitas manusia hendaknya meningkatkan kebahagiaan sebagian besar umat manusia. James Mill, salah seorang pemimpin Utilitarian, menyatakan bahwa tugas pendidikan adalah membuat pikiran manusia sebagai sumber kebahagiaan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Pendidikan merupakan suatu acara mempersiapkan anak didik hidup bahagia di dunia ini.

b. Kurikulum Rasionalitas

Kurikulum rasionalitas adalah isi pendidikan yang dipilih dan ditetapkan untuk menghasilkan pemikiran yang rasional. Dalam buku "The Republic" kurikulum dirancang untuk menghasilkan manusia yang mampu memahami bentuk-bentuk realitas (kenyataan hidup) yang berada di balik penampilan dunia keseharian. Rasionalitas merupakan masalah tindakan yang berdasar pada alasan yang baik, dan alasan yang baik itu akhirnya tergantung pada pengetahuan. Tanpa pengetahuan tentang pengalaman manusia anak tidak akan mampu bertindak berdasarkan alasan yang baik. Dengan demikian, pengetahuan akan menjadi paling bermanfaat, yang menyiapkan anak untuk kehidupan yang rasional, dengan memberikan kepada mereka landasan intelektual bagi tindakan rasional.

c. Kurikulum Warisan

Inti dari pendidikan adalah menghantarkan anak-anak ke dalam tradisi publik yang ada melalui pengetahuan. Tradisi publik dapat dipandang sebagai suatu jenis warisan, suatu tingkat kehidupan dalam hal mana semua anggota ras manusia mempunyai suatu kepentingan. Tradisi itu adalah kebudayaan, dan kebudayaan terdiri atas intelektual, estetika, moral, dan prestasi material manusia dalam sejarahnya yang panjang.

C. METODE PENDIDIKAN

1. Pengertian Metode Pendidikan

Metode dapat diartikan sebagai "cara", sehingga yang dimaksud dengan metode pendidikan adalah cara-cara yang digunakan dalam proses pendidikan (kegiatan pendidikan, tindakan mendidik) agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Setiap metode memiliki ciri khasnya sendiri, bersifat spesifik, khusus, sehingga pendidik harus memilih secara cermat dengan berbagai timbangan.

2. Pertimbangan Dalam Memilih Metode Pendidikan

Fungsi utama metode pendidikan adalah menghantar tindakan mendidik untuk mencapai tujuan pandidikan secara efektif dan efisien. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode pendidikan, yaitu :

a. Tujuan yang telah ditetapkan

Tujuan berperan penting dalam menentukan metode, tetapi tidak berlaku ungkapan "tujuan menghalalkan segala cara" sebagaimana telah menjadi sikap penganut paham komunis; artinya tujuan yang baik harus dicapai dengan cara-cara yang baik pula.

b. Lingkunngan, suasana, dan fasilitas pendidikan

Lingkungan merupakan faktor penting dalam pendidikan, maka pemilihan metode pendidikan juga harus disesuaikan dengan lingkungan dimana kegiatan mendidik dan dididik itu terjadi. Lingkungan biasanya terkait erat dengan suasana dan fasilitas yang tersedia.

c. Sistem dan kurikulum pendidikan

Sistem pendidikan erat terkait dengan kurikulum yang digunakan. Khusus yang terkait dengan waktu yang tersedia dalam kurikulum, waktu yang berbeda juga menuntut metode yang berbeda pula, termasuk bila materi yang dididikkan sama.

d. Kebutuhan anak didik

Kebutuhan anak didik dalam hal ini dapat diartikan sebagai tingkat perkembangan anak didik, kemampuan anak didik, situasi dan kondisi anak didik.

e. Kemampuan pendidik

Akhirnya keefektifan metode pendidikan sangat tergantung pada kemampuan pendidik. Kemampuan ini dapat meliputi kemampuan untuk menemukan, memfasilitasi, dan melaksanakannya.

3. Macam-Macam Metode Pendidikan

a. Metode pendidikan

Metode ini terkait dengan pendidikan arti umum, maka juga dapat disebut sebagai metode umum pendidikan. Metode ini dikuasai oleh semua pendidik secara tradisional, lewat pengalaman, tidak memerlukan pendidikan atau pelatihan khusus.

b. Metode pengajaran

Metode ini digunakan dalam pendidikan formal di sekolah-sekolah.

c. Metode penelitian pendidikan

Metode ini termasuk metode pendidikan khusus yang digunakan untuk menilai pelaksanaan program pendidikan.

4. Metode Pengajaran

Metode pengajaran juga dapat disebut sebagai strategi pengajaran, yaitu pola tindakan guru yang berulang-ulang, yang diterapkan pada berbagai mata pelajaran, yang menjadi sifat lebih dari satu guru, dan relevan bagi pengajaran. Berikut beberapa strategi atau metode pengajaran, yaitu :

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Latihan dan Praktik

d. Belajar Bebas

e. Investigasi Kelompok

f. Pendekatan Laboratori

g. Penemuan

h. Pusat Pemvelajaran

i. Simulasi

j. Modifikasi Tingkah Laku

k. Paket Kegiatan Belajar Berbasis Penampilan

l. Melakuka-Melihat-Belajar

m. Pembelajaran Kontekstual

n. Cara Belajar Cepat (CBC)

No comments:

Post a Comment

MAKALAH DAN RPP MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA TEMA PERIS...